Legend of Luna
Bercerita tentang seorang remaja perempuan yg memiliki keluarga yang tidak begitu harmonis. Dia adalah anak terkecil dari 3 bersaudara. Kaka-kakanya masing-masing telah memiliki kehidupannya sendiri. Jadi hanya tinggallah dia dan kedua orang tuanya.
Di saat ia masih kecil hutan dekat rumahnya selalu menjadi temlat dimana kakanya membawa dia pergi disaat kedua orang tuanya sedang bertengkar. Mereka berada disana kapan pun itu baik siang maupun malam. Karna kebiasaan kakanya membawanya kesana ketika ia tinggal sendiri bersama orang tuanya dia pun terbiasa kabur ke hutan sampai sekarang.
Pada seuatu waktu ketika orang tua mereka bertengkar ia pun lari kehutan seperti biasanya. Padahal saat itu waktu sudah mendekati tengah malam. Ia berlari di mana cahaya bulan sedang terang benderang. Itu merupakan suatu malam yang berbeda untuknya.
Setelah lama berlari ia mulai merasa lelah dan duduk di atas sebuah batu di tengah hutan. Di kejauhan ia melihat sesosok yang matanya menyala. Sosok itu mulai mendekatinya sampai sinar bulan menampakkan wujudnya. Sosok itu ternyata merupakan seekor singa hitam yg begitu garang. Karna kepanikkannya ia berlari menjauh daru singa itu dan singa itu pun terus mengejarnya. Ia berlari sampai akhirnya terhenti di tengah lingkaran yang tersusun oleh batu.
Di sana cahaya bulan menyinari tepat di tengah lingkaran tersebut. Singa itupun mendekatinya dan siapa sangka ternyata singa itu hanya diam berdiri dalam posisi siap menerkam. Ia terduduk lemah tak berdaya dan hanya menyerahkan dirinya kepada singa tersebut. Disaat itulah ia mulai mendengar bisikan-bisikan dari bahasa yg tidak ia kenali. Dia merasa terpanggil oleh bisikan itu dan merasa bahwa ia tidak boleh menyerahkan diri pada bahaya. Dia pun berdiri siap dalam posisi bertarung.
Di saat inilah cahaya bulan menjadi makin terang dan hanya menyinarinya. Ia melihat keatas dan turunlah sesosok dewi dan diberikannya sebuah pedang yang bernama Eclipse. Dengan diberikannya pedang tersebut menandakan bahwa diangkatnya dia menjadi prajurit Selemene (dewi bulan). Ia pun mengambil sumpahnya untuk tunduk kepada Selemene dan dalam sekejap keadaan kembali normal dan singa tadi pun menjadi duduk patuh kepadanya. Dinamailah singa itu Nova dan bersamanya mereka selalu menjaga malam untuk Selemene. Ia tak pernah berhenti bergerak mengikuti kemanapun cahaya bulan tersebut pergi.
Di saat ia masih kecil hutan dekat rumahnya selalu menjadi temlat dimana kakanya membawa dia pergi disaat kedua orang tuanya sedang bertengkar. Mereka berada disana kapan pun itu baik siang maupun malam. Karna kebiasaan kakanya membawanya kesana ketika ia tinggal sendiri bersama orang tuanya dia pun terbiasa kabur ke hutan sampai sekarang.
Pada seuatu waktu ketika orang tua mereka bertengkar ia pun lari kehutan seperti biasanya. Padahal saat itu waktu sudah mendekati tengah malam. Ia berlari di mana cahaya bulan sedang terang benderang. Itu merupakan suatu malam yang berbeda untuknya.
Setelah lama berlari ia mulai merasa lelah dan duduk di atas sebuah batu di tengah hutan. Di kejauhan ia melihat sesosok yang matanya menyala. Sosok itu mulai mendekatinya sampai sinar bulan menampakkan wujudnya. Sosok itu ternyata merupakan seekor singa hitam yg begitu garang. Karna kepanikkannya ia berlari menjauh daru singa itu dan singa itu pun terus mengejarnya. Ia berlari sampai akhirnya terhenti di tengah lingkaran yang tersusun oleh batu.
Di sana cahaya bulan menyinari tepat di tengah lingkaran tersebut. Singa itupun mendekatinya dan siapa sangka ternyata singa itu hanya diam berdiri dalam posisi siap menerkam. Ia terduduk lemah tak berdaya dan hanya menyerahkan dirinya kepada singa tersebut. Disaat itulah ia mulai mendengar bisikan-bisikan dari bahasa yg tidak ia kenali. Dia merasa terpanggil oleh bisikan itu dan merasa bahwa ia tidak boleh menyerahkan diri pada bahaya. Dia pun berdiri siap dalam posisi bertarung.
Di saat inilah cahaya bulan menjadi makin terang dan hanya menyinarinya. Ia melihat keatas dan turunlah sesosok dewi dan diberikannya sebuah pedang yang bernama Eclipse. Dengan diberikannya pedang tersebut menandakan bahwa diangkatnya dia menjadi prajurit Selemene (dewi bulan). Ia pun mengambil sumpahnya untuk tunduk kepada Selemene dan dalam sekejap keadaan kembali normal dan singa tadi pun menjadi duduk patuh kepadanya. Dinamailah singa itu Nova dan bersamanya mereka selalu menjaga malam untuk Selemene. Ia tak pernah berhenti bergerak mengikuti kemanapun cahaya bulan tersebut pergi.
Comments
Post a Comment